Selasa, 23 Oktober 2012

PEMBUATAN MODEL PLTA SEBAGAI ALAT PEMBELAJARAN FISIKA

PEMBUATAN MODEL PLTA SEBAGAI ALAT PEMBELAJARAN FISIKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran Fisika merupakan mata pelajaran yang kurang diminati siswa karena memiliki tingkat kesulitan pemahaman yang tinggi. Padahal Fisika merupakan ilmu dasar yang tidak boleh tidak harus dikuasai, untuk mencegah ketinggalan kita, bangsa Indonesia, di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, Fisika harus ditanamkan secara mendalam kepada seluruh siswa.
Salah satu upaya untuk menumbuh kembangkan minat dan simpati siswa untuk men-cintai Fisika adalah dengan membuat alat peraga / model perangkat teknologi sederhana meng-gunakan konsep Fisika. Dengan alat peraga memungkinkan guru melakukan demontrasi atau peragaan untuk konsep-konsep tertentu dalam pelajaran Fisika. Melalui demontrasi/peragaan dapat lebih memotivasi siswa untuk belajar dan menerapkan keterampilan proses.
1.2. Tujuan Pembuatan Alat Peraga
Tujuan pembuatan model/alat peraga ini adalah :
-menjadikan siswa lebih tertarik dan aktif mengikuti kegiatan pembelajaran
-meningkatkan pemahaman/penguasaan materi dan kemampuan berfikir ilmiah siswa.
-memotivasi siswa agar dapat menerapkan konsep
-memotivasi siswa agar dapat merancang sejumlah model alternatif, membuat dan mengerjakan model, menguji model dan menyempurnakan model.
1.3. Dasar Penggunaan Media Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar
Menurut hasil penelitian di bidang psikologi belajar seperti yang dilaporkan Direktorat Sarana Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1991) menunjukkan bahwa hasil belajar manusia adalah :
1 % dari indera perasa (testa)
1,5 % dari indera peraba (touch)
3,5 % dari indera pencium (smell)
11 % dari indera pendengar (hearing)
83 % dari indera penglihatan (sight)
Sedangkan kemampuan manusia untuk mengingat adalah :
20 % dari yang dibacanya
30 % dari yang didengarnya
40 % dari yang dilihatnya
50 % dari yang dilihat dan didengarnya
60 % dari yang dikatakannya
90 % dari yang dikatakan dan dikerjakannya
Dari hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa perpaduan aspek verbal dan visual dalam suatu proses belajar mengajar memungkinkan seseorang menunjukkan kemampuan mengingat yang relatif tinggi. Dalam hubungannya dengan usaha peningkatan mutu pendidikan, penggunaan media pendidikan ini tampaknya mutlak dilaksanakan baik oleh guru maupun para pengelola pendidikan lainnya.
Dalam pembuatan model/miniatur untuk suatu proses, mula-mula barangkali sulit, tetapi tantangan menemukan bagaimana melakukan hal itu akan menghasilkan wawasan yang mendalam dan memori jangka panjang. Konfusius berkata : “Saya dengar dan saya lupa. Saya melihat dan saya mengetahui. Saya melakukan dan saya ingat. ”
Semakin banyak siswa dapat melihat, mendengar, mengatakan dan melakukan sesuatu, semakin mudah sesuatu dipelajari.
1.4. Pengertian Media Pendidikan dan Alat Peraga
Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ’tengah’, ’perantara’, atau ’pengantar’. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. AECT (Association of Education and Communication Technology, 1977) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan utnuk menyampaikan pesan atau informasi. Disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming (1987 : 234) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator, media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar, yaitu siswa dan isi pelajaran. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran. (Arsyad, 2003 : 3)
Sedangkan Alat Peraga oleh Ditsardik Depdikbud (1980) diartikan sebagai “ Alat yang dapat dipertunjukkan/diragakan dalam KBM dan berfungsi sebagai pembantu untuk memperjelas suatu konsep ide atau pengertian contoh benda.”
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II, Depdikbud, Balai Pustaka, 1995, mengartikan Model sebagai “barang tiruan yang kecil dengan bentuk (rupa) persis seperti yang ditiru.”
1.5. Fungsi Media
Levie & Lentz mengemukakan empat fungsi media pengajaran, khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi kognitif, dan (d) fungsi kompensatoris.
Fungsi atensi media merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk ber-konsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar.
Fungsi kognitif media visual yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
Fungsi kompensatoris media pengajaran memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pengajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal. (Arsyad, 2003 : 16)
1.6. Manfaat Media
Manfaat media menurut Kemp & Dayton, yaitu sebagai berikut :
1.Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengarpenyajian melalui media menerima pesan yang sama.
2.Pengajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian danmembuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan
3.Pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4.Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat.
5.Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.
6.Pengajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan.
7.Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
8.Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif. Beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan. (Arsyad, 2003 : 22)
1.7. Kriteria Pemilihan Media
Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media, yaitu :
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara afektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa.
3. Praktis, luwes, dan bertahan. Kriteria ini menuntun para guru/instruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan dimana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia disekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa kemana-mana.
4. Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apa pun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran.
5. Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan.
6. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang. (Arsyad, 2003 : 72)
BAB II
PEMBUATAN ALAT
2.1. Pembuatan Alat
Sebagai contoh model/alat peraga teknologi sederhana adalah miniatur PLTA .
Model PLTA ini adalah aplikasi konsep induksi magnetik.
2.2. Alat dan Bahan yang dibutuhkan
-Papan rangkaian
-Kincir kayu dengan karet penghubung
-Model kincir air dengan engkol pemutar
-Bola lampu 2,5 V sebagai indicator
-Model generator listrik
-Model rumah
-Kabel secukupnya
-Pompa air akuarium
2.3. Prosedur Pembuatan
Rangkaian disusun seperti pada gambar di bawah ini :

Keterangan Gambar :
Model kincir dianalogikan sebagai turbin air
Model generator dimanfaatkan untuk membangkitkan arus
Motor listrik dianalogikan sebagai mesin diesel pada PLTD
Bola lampu digunakan sebagai indikator.
2.4. Foto Rangkaian Alat


2.5. Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam pelaksanaannya pembuatan model/alat peraga teknologi sederhana ini diintegrasikan sesuai dengan pokok bahasan yang sedang diberikan.
Model/alat peraga teknologi sederhana yang dibuat di kelas ini hanyalah sebagai contoh aplikasi konsep Fisika yang masih perlu dikembangkan.
Kegiatan siswa diterapkan dengan titik tolak pada bagaimana menyediakan kegiatan pembelajaran dengan memperlakukan siswa sebagai ahli teknologi muda. Karena itu, kegiatan teknologi dicirikan dengan memberi peluang siswa untuk berfikir alternatif sehingga diperoleh temuan aneka solusi, merancang model pemecahan , menyempurnakan model, mengkomunikasikan karya temuan. Untuk keperluan ini, strategi kegiatan pemecahan masalah ditentukan oleh siswa sendiri.
Yang perlu diperhatikan dalam kegiatan ini :
1.Sedapat mungkin model/alat peraga ini di buat oleh siswa secara berkelompok.
2.Agar waktu menjadi efisien, diusahakan kegiatan di kelas hanya merakit alat/bahan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
3.Sebelum melakukan kegiatan, guru menjelaskan konsep/sub konsep yang diaplikasikan.
4.Selama kegiatan berlangsung , siswa berpedoman kepada petunjuk pembuatan (dapat juga sekaligus melakukan penelitian proses). Sedangkan guru membantu dan membimbing kelompok yang mengalami hambatan serta bertindak sebagai motivator.
5.Setelah selesai merangkai model/alat peraga, tiap kelompok di beri kesempatan untuk mem-perlihatkan unjuk kerja alat/model yang dibuat oleh kelompoknya masing-masing.
6.Pada akhir kegiatan, guru menekankan kembali konsep/sub konsep yang digunakan dalam model/alat peraga.
2.6. Penilaian
Penilaian Fisika dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti tes perbuatan, tes tertulis, penugasan (proyek), portofolio, ataupun hasil kerja (produk). Dengan demikian, lingkup penilaian Fisika dapat dilakukan baik pada hasil belajar (akhir kegiatan) maupun pada proses pembelajaran. Hasil penilaian dapat diwujudkan dalam bentuk nilai dengan ukuran kuantitatif maupun dalam bentuk komentar deskriptif kualitatif
BAB III
KESIMPULAN
Kegiatan Pembuatan Model Pembangkit Listrik Tenaga Air sebagai Alat Peraga dalam Proses Belajar Mengajar Fisika berfungsi untuk :
1.Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah yang diawali dengan kemampuan mengenali masalah dan berlanjut dengan kemampuan berfikir alternatif, menerangkan konsep, merancang model, membuat model, menguji model, dan merencanakan model.
2.Mengembangkan kemampuan siswa berfikir dan bertindak kreatif.
3.Meningkatkan motivasi /gairah belajar siswa dan sifat ingin tahu.
4.Memperjelas informasi dalam proses belajar mengajar
5.Meningkatkan efektivitas penyampaian.
6.Memberi informasi tambahan yaitu melengkapi atau memperkaya informasi yang diberikan guru.
7.Menjadikan pendidikan lebih produktif karena media pengajaran dapat memberikan pengalaman yang tidak dapat diberikan guru dan membuka cakrawala pengetahuan yang lebih luas.
8.Menambah pengertian nyata tentang suatu pengertian atau pengetahuan.
9.Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa.
10.Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya.
11.Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar.
12.Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan.
13.Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan ruang)
KEPUSTAKAAN
Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran,. Jakarta : Raja Grafindo Persada di-
posting oleh m_win_afgani di http://muhammad-win-gani.blogspot.com/2008/02/
mediapembelajaran.html)
————–,Media Pembelajaran ; diposting oleh Wijaya Kusumah di http:// wijayalabs.blogspot.com/ 2007/ 11/ media-pembelajaran.html.
Hilman, Asep ; Penggunaan Media Pendidikan dalam PBM ; Kelompok KORPRI Direktorat Pendidikan Menengah Umum ; 1992.
Karhami, S. Karim A. ; Panduan Pembelajaran Fisika SLTP ; Jakarta ; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ; 1998.
————– , Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Fisika SMA & MA ; Badan Standar Nasional Pendidikan ; Jakarta ; 2006 .
—oOo—
Galeri Foto


YAYASAN ENERGI HIJAU INDONESIA



PEDAHULUAN
Energi Terbarukan
Indonesia membutuhkan energi - energi terbarukan. Kurangnya pasokan energi - konsumsi energi per kapita Indonesia masih jauh di bawah rata-rata dunia - adalah salah satu faktor kunci yang menyebabkan rakyatnya terjebak dalam kemiskinan. Sementara era energi modern (energi terbarukan) menyediakan, sistem energi yang memenuhi kebutuhan dasar akan air bersih, fasilitas kesehatan,dan penerangan, serta pada saat yang sama mencegah Indonesia untuk membuang tiga kali lipat emisi gas rumah kaca dari bahan bakar fosil.
Meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas di negara berkembang seperti Indonesia akan meningkatkan masalah perubahan iklim, yang saat ini pun sudah menghancurkan kehidupan banyak masyarakat miskin.
Tidak ada yang tidak mungkin untuk pengembangan energi terbarukan yang aman dan bersih di Indonesia. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan potensi sumber daya alam yang luar biasa berlimpah. Tenaga angin, air dan matahari yang bisa dimanfaatkan sebagai energi alternatif, keberadaannya sangat mudah ditemui di berbagai pelosok negeri ini.
Saat ini potensi energi terbarukan yang begitu berlimpah di Indonesia, masih belum dilirik dan dikembangkan secara serius oleh pemerintah. Anugerah yang begitu besar dari Tuhan ini masih disia-siakan begitu saja. Saat ini dari total bauran energi (energy mix) Indonesia, kontribusi energi terbarukan baru sekitar 5%, sementara 95% lainnya, masih digantungkan pada bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas, dan batubara, yang cadangannya semakin menipis dan tak begitu lama lagi akan segera habis. Begitu banyak hambatan dan tantangan yang harus dihadapi oleh energi terbarukan untuk bisa berkembang di negeri ini, tantangan dan hambatan terbesarnya adalah masih lemahnya komitmen pemerintah untuk mengembangkan energi terbarukan, dan masih dipegangnya paradigma kuno yang menganggap bahwa bahan bakar fosil seperti batubara adalah “panasea” untuk masalah energi di Indonesia.
MAKSUD
Selalu ada potensi yang belum tergarap di Indonesia. Terdapat beberapa sektor bisnis baru yang digandrungi dan yang sesuai dengan tren terkini yang lebih mempedulikan lingkungan, makin banyak peluang yang bisa ditemukan dalam sektor energi terbarukan, bioteknologi dan ramah lingkungan (juga disebut sebagai energi alternatif atau yang berkelanjutan).


Kini kita membahas peluang di sektor energi terbarukan. Jika didefinisikan, energi terbarukan ialah sumber apapun yang bisa dihasilkan dengan cara atau metode yang relatif lebih bersih. Sektor teknologi hijau makin menujukkan tren positif akhir-akhir ini. Dan tahun depan, pertambahannya akan lebih tajam.

Berikut adalah beberapa jenis sektor pembangkit energi yang terbarukan yang bisa Kita lirik di tahun depan:

Tenaga surya
Sel surya memproduksi listrik dari sinar matahari. Efisiensi konversi sel silikon bertambah dari 4% di awal dekade 80-an hingga menembus 20% untuk teknologi terkini. Sel-sel ini relatif tidak menimbulkan polusi saat mereka menghasilkan listrik. Sel-sel ini memang belum bisa menyaingi efisiensi pembangkit listrik  tenaga batubara tetapi yang harus diingat adalah biaya yang dikeluarkan terus menurun sementara efisiensi terus bertambah.

Tenaga angin
Teknologi turbin terkini menghasilkan energi yang dihasilkan dari angin. Kini turbin menjadi lebih efisien dalam biaya dan lebih banyak tersebar di mana-mana. Pengembangan energi angin baru bersaing dalam hal biaya dengan teknologi energi konvensional.

Tenaga air
Teknologi ini bersih tetapi terbatas oleh kondisi geografis. Ini juga sudah dianggap sebagai sumber energi penting listrik terbarukan. Kini lebih banyak perhatian tercurahkan untuk tenaga air yang skalanya lebih kecil dan tidak menggunakan aliran sungai. Ini lebih banyak dicari karena relatif tidak menimbulkan banyak masalah-masalah ekologis seperti yang ditimbulkan oleh bendungan-bendungan yang sudah banyak dibangun sebelumnya.

Tenaga air laut
Pakar teknologi meramalkan bahwa gerak gelombang, arus gerakan pasang surut dan suhu air laut yang berfluktuasi akan menjadi sumber pembangkit energi terbarukan yang bersih. Energi air laut memiliki manfaat besar karena terjadinya arus dan pasang surut bisa diprediksi dan dimengerti polanya.

Tenaga panas bumi
Sumber energi jenis ini relatif lebih banyak ditemui di Indonesia yang terkenal dalam wilayah Cincin Api yang menjadi jalur gunung berapi teraktif di dunia. Uap air yang dihasilkan oleh energi panas dari dalam bumi digunakan untuk memutar turbin untuk menghasilkan energi listrik.


Tenaga biomassa
Tenaga jenis ini adalah kategori yang sangat luas karena meliputi sejumlah variasi bahan bakar yang dihasilkan dari sumber-sumber biologis.


Tenaga bio-diesel
Bio-diesel bisa diciptakan dari minyak kelapa atau yang sudah digunakan memasak. Produksi dan pengujian tenaga biodiesel kini baru berkisar pada minyak rapeseed, kedelai, jarak, biji bunga matahari. Secara umum, biodiesel bekerja lebih bersih daripada bahan bakar dari minyak bumi.

Ethanol
Ethanol berasal dari produk agrikultur, termasuk jagung, gandum, buah, anggur, dan berbagai macam batang berserat selulosa dan kepingan kayu. Tekniknya semakin baik dan efisien. Ethanol bisa dicampur dengan minyak bumi untuk menekan tingkat kerusakan mesin.


Tenaga sampah (gas metana)
Gas metana yang dikeluarkan dari tumpukan sampah, pembuatan minuman fermentasi, air limbah, kotoran ternak dan tambang batubara memberikan bahan bakar yang hampir cuma-cuma untuk sel-sel bahan bakar penggerak dan generator gas konvensional.


Tenaga hidrogen
Tenaga hidrogen ialah bahan bakar alternatif yang ideal karena mampu melepaskan sangat sedikit racun ke atmosfer. Tenaga ini bisa diperoleh dari gas sampah, atau tercampur dengan gas alam dalam bahan bakar hybrid. Hidrogen cair, bentuk hidrogen yang lebih disukai, masih membutuhkan ruang penyimpanan yang lebih baik dan tekanan tertentu daripada bahan bakar lainnya.

Terdapat banyak teknologi lainnya yang bisa dimasukkan dalam kategori ini. beberapa di antaranya ialah sampah rumah tangga yang bisa dibakar dan bahkan energi nuklir. Ini tumpang tindih antara kategori hijau dan kategori ini, karena ia masih berhubungan dengan pemanasan global dan dampak lingkungan.

Meski begitu, jika Anda mencari sektor usaha yang menjanjikan untuk membantu Anda bertahan dari hantaman krisis global yang masih belum berakhir, mungkin sektor ini akan membantu Anda mencapai prestasi yang lebih baik di tahun 2012.
Energi terbarukan adalah energi yang berasal dari alam seperti cahaya matahari, angin, tenaga air, tenaga gelombang dan geothermal yang dapat diperbarui secara alamiah. Alam menyediakan berbagai sumber energi ini dalam jumlah yang sangat besar karena hampir selalu ada dan siap diolah menjadi sumber energi.
Solar cell adalah teknologi merubah cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan photovoltaics . Secara umum cara penggunaan tenaga matahari ini dibagi dua yaitu aktif dan pasif. Penggunaan secara aktif yaitu menggunakan teknologi panel photovoltaic atau panel tenaga surya untuk mengumpulkan energi listrik. Sementara cara penggunaan secara pasif adalah dengan cara mengatur arah bangunan, menggunakan material yang menyerap panas dan desain bangunan yang secara alami memperlancar sirkulasi udara didalam bangunan.
Wind power atau tenaga angin dapat digunakan juga untuk menghasilkan listrik dengan menggunakan kincir angin. Kincir angin yang modern rata-rata berkapasitas antara 600kW sampai 5MW. Lokasi yang tepat untuk mendapatkan energy ini adalah didaerah yang berangin kencang dan konstan seperti daerah pantai atau daerah dataran tinggi.
Hydropower atau tenaga air juga dapat digunakan untuk menghasilkan listrik dengan menggunakan kincir air yang dewasa ini disebut dengan hydroelectric. Kalau listrik yang dihasilkan tidak terlalu besar, teknologi yang digunakan disebut microhydro, listrik dari cara ini maksimal menghasilkan 100kW. Teknologi damless hydro adalah system penghasil listrik yang menggunakan energy kinetic dari aliran sungai atau gelombang laut tanpa menggunakan dam. Ocean energy yaitu energy dari laut atau samudra. Dalam hal ini termasuk marine current power, ocean thermal energy ada tidal power.
Biomass (plant material) adalah sumber renewable energy atau energi terbarukan karena energi ini berasal dari matahari. Melalui proses photosintesa, tanaman menangkap tenaga matahari . Dalam hal ini biomass berfungsi sebagai aki tempat penyimpanan energy surya.
Liquid biofuel atau bahan bakar bio terbagi menjadi dua yaitu bioalcohol (bioethanol) dan biodiesel. Bioethanol adalah alcohol yang didapat dari proses fermentasi gula yang ada pada tanaman.
Energy geothermal adalah energi yang dihasilkan dengan cara mengambil panas bumi. Ada 3 macam power plants yang digunakan untuk mendapatkan energi dari energi geothermal, yaitu dry steam, flash, dan binary. Dry steam plants mengambil uap panas bumi dan langsung digunakan untuk menggerakan turbin yang memutar generator penghasil listrik. Flash plants mengambil air panas, biasanya bersuhu lebih dari 200 derajat C, dari tanah yang kemudian mendidih pada saat naik ke permukaan dan kemudian dipisahkan antara air panas dan uap panas yang dialirkan ke turbin. Untuk binary plants, air panas mengalir melalui heat exchangers, mendidihkan cairan organic yang memutarkan turbin. Uap panas yang dimampatkan dan sisa dari cairan geothermal dari ketiga cara diatas disuntikkan lagi ke batuan panas agar menghasilkan panas lagi.
Pembangkit listrik tenaga magnet, inilah ide yang diciptakan cukup banyak peneliti di Amerika dan Eropa di mana mereka menyebutnya sebagai free energy generator karena tidak memerlukan energi/biaya yang cukup banyak untuk menghasilkan listrik serta dapat berlangsung secara terus-menerus pada waktu yang lama. Prinsip kerjanya cukup sederhana, yaitu memanfaatkan gaya dari arah flux magnetik yang berlawanan sebagai sumber energi yang dapat membuat magnet lainnya bergerak. Jika flux magnet yang berlawanan tersebut disusun dari beberapa buah magnet sedemikian rupa sehingga magnet-magnet yang berfungsi sebagai stator memicu pergerakan dari magnet-magnet lainnya yang berfungsi sebagai rotor. Kemudian dari bagian rotor ini dapat disambungkan dengan bagian dari magnet lainnya yang berfungsi sebagai generator walaupun sebenarnya magnet rotor tersebut juga bisa sekaligus sebagai generator.